Pengantar Analisis Sistem Pengeringan Alas Tetap
Pada bab-bab sebelumnya tentang prinsip
psikometrik, kadar air kesetimbangan dan aliran udara telah dibahas. Bab ini
berisi pengembangan prinsip-prinsip tersebut diatas menjadi analisis yang disederhanakan
tentang pengeringan bijian dengan alas tetap. Analisis ini menggunakan
persamaan kesimbangan panas sederhana yang memungkinkan perhitungan yang
berhubung dengan waktu pengeringan, air yang dibuang dan sifat-sifat daerah
pengeringan.
Proses Pengeringan
Udara pengering bergerak dari dasar ke
alas-alas. Pertukaran kadar air dari biji ke udara terjadi pada kedalaman yang
tetap atau pada daerah bijian. Pada awal proses pengeringan, daerah pengeringan
terdapat pada dasar alas. Setelah pengeringan berlangsung terus, daerah ini
bergerak keatas, dan bila daerah ini telah melampaui semua bijian, keseluruhan
massa bijian dikeringkan dalam keseimbangan dengan udara pengering.
Bijian
dibawah daerah pengeringan mencapai kondisi kesetimbangan dengan udara yang
masuk dan memiliki kandungan air sebesar Me. Bijian diatas daerah pengeringan
belum mulai mengalami pengeringan dan tetap mempunyai kadar air sebesar Mo.
Udara yang melewati bijian diatas daerah pengeringan dalam kesetimbangan dengan
kadar air awal bijian. Saat melewati daerah pengeringan, udara membawa uap air
secara evaporasi dan didinginkan dengan proses evaporasi dari T1 ke T2.
Jika
alas bijian adalah dangkal dan atau kecepatan udara adalah tinggi, daerah
pengeringan biji berkembang meliputi seluruh alas, rata-rata kadar air akhir
yang diinginkan bisa dicapai sebelum lapisan biji bawah mencapai kesetimbangan
dengan udara pengering.
Kesetimbangan Panas Untuk Pengeringan
Bagian berikut ini membahas berbagai
elemen dari persamaan (7.1)
PARAMETER PARAMETER PERSAMAAN
KESETIMBANGAN PANAS (7.1) :
Laju Aliran Udara
Laju
aliran udara (Q) melalui suatu sistem pengeringan bisa diperoleh dengan
menggambar kurva sistem versus kursa kipas angin, seperti telah dijelaskan pada
bab 6. Laju aliran udara ke sistem yang bekerja bisa juga diperoleh dengan
pengukuran tekanan statis pada sistem dan menghitung aliran udara dari tekaan.
Suhu Udara Dan Volume Spesifik
Volume
spesifik udara (v) dan penurunan suhu melalui massa bijian (Tn – Tg) diperoleh
dari diagram psikrometrik. Sebelum nilai-nilai ini dapat ditentukan, dipilih
kondisi udara sekitar daerah tersebut serta musim yang berlaku. Nilai yang ini
mempunyai pengaruh penting pada perhitungan-perhitungan, terutama bila udara
biasa digunakan untuk pengeringan.
Peta Suhu Bola Basah
Waite
and Bern (1987) dan Schmidt and Waite (1962) menggambarkan peta-peta daerah di
Amerika Serikat dan Kanda Selatan yang menunjukkan garis-garis dengan suhu sama
untuk tiap bulan dalam satu tahun dari rata-rata suhu bola basah dan rata-rata
penurunan suhu bola basah beserta simpangan bakunya.
Suhu Udara Plenum dan Volume Spesifik
Kondisi
udara pada plenum yang merupakan masukan (input) pada persamaan (7.1)
tergantung pada apakah udara telah mengalami pemanasan. Selama pengeringan
udara alami, udara tidak dipanaskan dan kondisi plenum dan sekitarnya dianggap
sama.
Kondisi Udara Luar
Pada
bab 4, data kadar air kesetimbangan ditunjukkan sebagai garis-garis dengan suhu
yang sama pada gambar kadar air versus kelembaban relatif. Pada analisis pada
bab ini, penting sekali untuk menggabungkan data pada diagram psikrometrik
sebagai kurva kelembaban kesetimbangan kadar sama.
Panas Penguapan
Panas
yang diperlukan untuk menguapkan satu pound air dari bijian adalah merupakan
fungsi kadar air bijian dan suhu dimana terjadi penguapan. Melintasi daerah
pengeringan, penguapan terjadi pada suhu dan kadar air biji yang berubah terus
menerus. Oleh sebab itu nilai panas penguapan juga berubah terus. Panas
penguapan tertinggi terjadi pada bagian
bawah dari daerah pengeringan dimana kadar air bijian adalah paling rendah
dan panas penguapan paling rendah
terjadi pada bagian atas dari daerah pengeringan dimana kadar air bijian adalah
tertinggi.
Bahan Kering
Pada
persamaan (7.1), DM adalah jumlah bahan kering didalam wadah. Jika kehilangan
bahan kering karena diabaikan, kandungan bahan kering akan sama pada awal dan
akhir proses pengeringan. Oleh sebab itu, penting sekali jumlah bahan kering
awal pada proses pengeringan dapat dihitung.
Kadar Air Bijian
Pernyataan
kadar air Me dan Mo (berbasis kering, desintal) menyatakan kadar air pada awal
pengeringan dan kadar air saat bijian mencapai kesetimbangan dengan kondisi
udara pada plenum (Me). Bila pengeringan dilaksanakan pada alas yang dalam
(beberapa kali dari kedalaman daerah pengeringan), daerah pengeringan berada di
atau dekat bagian atas massa bijian pada akhir operasi dan keseluruhan massa
bijian mempunyai kadar air.
Penggunaan Persamaan (7.1)
Contoh 7.2 :
Wadah
berdiameter 27 ft diisi sedalam 8ft dengan jagung pipil dengan kadar air 12.5%
basis basah. Wadah ini terletak di Ames, lowa. Tekanan statis diukur pada
kedalaman ft dari permukaan bijian dan tercatat 0.31 inchi air. Hitung waktu
pengeringan jika digunakan udara tidak dipanaskan pada bulan september.
Penyelesaian 7.2 :
Aliran
udara adalah ΔP = 0.93 inchi air/ 3 ft = 0.31 inchi
air/ft
Dari kesamaan (6.2). aliran udara
adalah 28.5 cgm/ft2
Total cfm = 28.5 cfm/ft2 x luas lantai (ft2)
=
28.5 x 573 = 16330 cfm
Kondisi udara sekeliling yang dibaca
dari peta schmidt and waite (gambar c-2) adalah : Tab = 57.2ͦ F dan penurunan suhu bola basah = 63.5ͦ F.C = 0.24 Btu/lbͦ F dan hfg = 1.200 Btu/lb. Kondisi udara
pada plenum dari diagram psikrometrik.
Ta
= 63.5ͦ
F, φa = 67%, v= 13.60 ft3/lb
Analisis Sistem Pengeringan Alas Dalam
Kurva
pada gambar 7.4 diciptakan Hukill (1947, 1954). Kurva ini dinamakan kurva
pengeringan “total” dan dapat digunakan untuk kadar air pada seberang kedalaman
bijian pada sistem pengeringan dengan dalam pada setiap saat setelah
pengeringan dimulai.
Perbandingan Kadar Air
Pernyataan
matematik untuk kura pada gambar 7.4 dinyatakan dengan persamaan (7.2)
Faktor Kedalaman
Salah
satu faktor kedalaman berisi jumlah bahan kering yang dapat dihitung dengan
kesetimbangan panas yang mirip dengan persamaan (7.1). Dalam hal ini, t dibuat
sama dengan t2 dan DM1 dihitung:
Satuan Waktu
Daerah Pengeringan
Kurva
pada gambar 7.4 menduga pendekatan terhadap Mo dan Me sebagai suaru
“asinipton”. Dari kurva ini akan sulit untuk menyatakan kapan kadar air bijian
mulai jatub dibawah Mo atau kapan Me. Untuk menghilangkan keraguan, kita anggap
daerah pengeringan berisi 13 faktor kedalaman.
Pengaruh T1/2
Komentar
Posting Komentar