Aliran Fluida Pada Pipa
Fluida merupakan suatu zat yang dalam keadaan setimbang tak dapat menahan gaya atau tegangan geser (shear force). Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruang. Berdasarkan wujudnya, fluida dapat dibedakan menjadi dua yaitu fluida gas dan fluida cair.
Aliran pada fluida sendiri terbadi
menjadi 3, yaitu:
1. Aliran
Laminer
Aliran
dengan fluida yang bergerak dalam lapisan – lapisan, atau lamina – laminar
dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Sehingga aliran laminar memenuhi
hukum viskositas Newton yaitu:
2. Aliran
Turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel – partikel fluida
sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar
lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida
kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar.
3. Aliran
Transisi
Aliran
transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.
Ketiga aliran tersebut dapat dilihat
dengan konsep bilangan Reynold. Bilangan Reynold adalah bilangan tak berdimensi
yang dapat membedakan suatu aliran itu dinamakan laminar, transisi atau
turbulen.
Keterangan:
V= kecepatan (rata-rata) fluida yang mengalir (m/s)
D= diameter dalam pipa (m)
ρ=
masa jenis fluida (kg/m3)
µ= viskositas dinamik fluida (kg/m.s)
atau (N. det/ m2)
Sehingga
dari persamaan Reynold tersebut kita dapat melihat aliran suatu fluida tersebut
laminar (<2300), turbulen (>4000) dan transisi (2300 dan 4000 atau Bilangan
Kritis Reynold)
Parameter
yang berpengaruh dalam aliran fluida yaitu diameter pipa, kecepatan, viskositas
fluida, massa jenis fluida dan laju aliran massa. Akibatnya parameter ini
menghasilkan persamaan kontinunitas:
Keterangan:
Q= debit (m/s2)
A= luas penampang (m2)
V= kecepatan aliran fluida (m/s)
Head loss adalah satuan panjang yang
setara dengan satu satuan energi yang dibutuhkan untuk memindahkan satu satuan
massa fluida setinggi satu satuan panjang yang bersesuaian.
Mayor Losses/Kehilangan Energi Primer adalah kehilangan energi akibat gesekan
dengan dinding pipa sebelah dalam.
hgs = hilang tinggi tekanan karena
gesekan sepanjang pipa (m)
l = koefisien Darcy
L = panjang pipa (m)
d = diameter pipa (m)
v = kecepatan aliran dalam pipa (m / det)
g = percepatan grafitasi (=9, 81 m / det2)
*Aliran laminer, Re <2000
*Aliran turbulen, Re > 4000, pipa halus
*Aliran turbulen, Re
>4000, pipa kasar
Keterangan:
l = koefisien Darcy
Re = bilangan Reynold
ks = kekasaran mutlak (mm)
d = diameter pipa (mm)
Minor Losses/Kehilangan Energi Sekunder adalah kehilangan energi setempat
akibat dari pembesaran penampang, pengecilan penampang, diafragma, dan belokan
pipa.
Komentar
Posting Komentar